
JAKARTA – Ketua Umum DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI), Akbar Djohan menilai, transformasi logistik menjadi salah satu fondasi penting dalam memperkuat daya saing ekonomi nasional. Namun saat ini, praktiknya masih menghadapi tantangan besar.
Mulai dari, tingginya biaya yang dapat memengaruhi harga barang, daya saing ekspor, hingga ketahanan ekonomi. Ditambah lagi, tantangan juga datang dari segi infrastruktur serta penyelarasan sistem dan kebijakan.
“Logistik adalah urat nadi perdagangan. Jika sistemnya tidak efisien, maka biaya tinggi akan menjadi beban bagi semua sektor. Visi kita adalah menghadirkan logistik yang terintegrasi, transparan, dan berdaya saing global,” ujarnya dalam pernyataan resmi, Jakarta, dikutip Kamis (18/9).
Perlu diketahui, saat ini biaya logistik Indonesia memiliki bobot sebesar 14,29% dari produk domestik bruto (PDB). Angka tersebut relatif lebih tinggi jika dibandingkan negara lain, misalnya negara-negara maju yang berkisar 8-10% terhadap PDB.
Sementara itu, sejumlah negara tetangga di ASEAN punya biaya logistik yang lebih kompetitif dibanding RI, misalnya Thailand (13,2%); Malaysia (13%) dan Singapura (8,5%). Sebab itu, pemerintah menargetkan biaya logistik RI turun hingga 8% pada 2030 mendatang.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://validnews.id/ekonomi/biaya-logistik-mahal-alfi-dorong-digitalisasi-sektor-logistik
Salam,
Divisi Informasi